internet marketing

Monday

Tips jika printer error

0 comments

CARA MENGATASI “ABSORBER FULL” PRINTER CANON iP1980

Beberapa waktu yang lalu aku sudah memberikan sedikit tips tentang cara memasang infuse pada Printer Canon iP1980. Nah sekarang Sudah 2 hari ini aku di sibukkan dengan ulah printer yang ngeblink and ngeblink. Capek bro utak-atik printer tapi akhirnya selesai juga kerjaannya. Ceritanya begini, udah direset tapi printer masih terus blingking juga. Awalnya sih bingung gimana cara nanganinya. Ngeprint tidak bisa, perintahnya absorber sudah penuh, sehingga walaupun sudah direset tetap saja printer blingking. Solusinya aku bongkar saja printernya dan di bersihkan terhadap absorber sehingga lebih siap untuk dipakai. Printer Semua merk printer ink jet menyediakan bak khusus yang berisi gabus penyerap tinta. Letaknya di bagian dasar printer canon.

Berikut langkah mencuci gabus absorber printer canon PIXMA IP 1980 :
1. Buka casing printer dengan hati-hati,
a. Pertama-tama kamu buka pakai obeng kecil casing sisi kanan dan sisi kiri printer,


b. kemudian teruskan dengan membuka body casing bagian atas printer, kamu buka dulu baut bagian depan lalu baru buka bagian belakang. lihat gambar ini :


C. Nah ini yang agak rumit, kamu tinggal membuka bebrapa baut satu persatu yang menempel di body printer dan pengait. Kalo takut lupa pasangnya kamu beri tanda khusus (tanda panah) pada bagian tertentu. Ingat betul-betul pengaitnya ini penting saat Anda memasang kembali casing printer.


2. Angkat penutup absorber kemudian keluarkan gabus absorber dari bak penampung.
3. Masukkan gabus absorber pada bak/ timba plastic yang berisi air. Lebih disukai bila airnya hangat. Untuk menghindari agar tangan anda tidak terlalu kotor gunakan sarung tangan plastic. Cuci dan peras gabus hingga dipastikan gabus bersih dari tinta.
4. Jemur gabus absorber yang telah dicuci di terik matahari hingga kering, apabila anda merasa ingin cepat memakai printer, tidak mengapa gabus yang belum kering dipasang kembali pada tempatnya. Pastikan selang saluran pembuangan sudah benar mengarah ke gabus absorber.
5. Sebelum kamu pasang kembali casing printer, ada baiknya selang pembuangan kamu keluarkan dari dalam printer tersebut dan kamu sediakan tempat khusus untuk pembuangan tinta tersebut. Kini printer dalam kondisi lebih fresh dalam menyerap tinta. Resiko melubernya tinta absorber ke bagian lain dari printer bisa di hindari dan printer lebih siap untuk mencetak.
kalo masih ngeblink kamu reset aja printernya.
Ini ada sedikit cara untuk mereset printer canon .
1. Cabut kabel Power
2. Tekan dan tahan Tombol “Power” (On/Off)
3. Masukkan kembali kabel Power
4. Tekan “Reset” dan lepaskan
5. Lepaskan tombol “Power”
6. Apabila berhasil lampu Alarm akan menyala.
dan jika masih blinking juga, kamu coba lagi beberapa kali. Tapi kalo masih blink juga. Ada jalan terakhir yaitu kamu bawa ke tempat service. Berarti printer kamu perlu uang service lebih.
Kemarin ada sedikit pertanyaan dari rekan-rekan mengenai tempat pembuangan tinta printer canon IP 1980. Untuk sekedar saran & pendapat dari aku, jika kita belum bisa memasang sendiri tempat pembuangan tintanya, alangkah lebih baik kita mengajak orang lain yang sedikit lebih mengerti mengenai cara pemasangnnya.
1. Printer haurs kita buka semua. Aku ambil contoh gambar di bawah ini yaitu Printer Epson, setelah aku perhatikan kurang lebih hampir samalah dengan Printer Canon.

2. Perbedaan Printer Epson dan Canon : kalo Printer Epson Selang pembuangan tinta cuma ada 1, sedangkan untuk Printer Canon selang pembuangan tinta nya ada 2. contoh gambar Printer Canon IP1980

3. Body printer harus sedikit di lobangi sesuai dengan selera kita masing-masing, apakah lewat belakang Printer atau lewat samping Printer seperti pada gambar di atas. kalo untuk printer di atas body printernya aku buka.
4. Untuk tempat penampungan pembuangan tinta harus lebih rendah, minimal sejajar dengan selang tinta.
5. Jangan menarik selang tinta terlalu kuat, usahakan sedikit agak longgar. Karena jika terlalu kuat atau kencang, saat printer hidup / beroperasi maka Catridge Printer akan menyangkut & printer mengalami sedikit error.
6. Usahakan untuk mengisi tinta jangan terlalu penuh, minimal setengah aja
oke selamat mencoba, semoga berhasil

Agar disenangi orang lain

0 comments


S S S S S

Suatu saat, adzan Maghrib tiba. Kami bersegera shalat di sebuah mesjid yang dikenal dengan tempat mangkalnya aktivis Islam yang mempunyai kesungguhan dalam beribadah. Di sana tampak beberapa pemuda yang berpakaian “khas Islam” sedang menantikan waktu shalat. Kemudian, adzan berkumandang dan qamat pun segera diperdengarkan sesudah shalat sunat. Hal yang menarik adalah begitu sungguh-sungguhnya keinginan imam muda untuk merapikan shaf. Tanda hitam di dahinya, bekas tanda sujud, membuat kami segan. Namun, tatkala upaya merapikan shaf dikatakan dengan kata-kata yang agak ketus tanpa senyuman, “Shaf, shaf, rapikan shafnya!”, suasana shalat tiba-tiba menjadi tegang karena suara lantang dan keras itu. Karuan saja, pada waktu shalat menjadi sulit khusyu, betapa pun bacan sang imam begitu bagus karena terbayang teguran yang keras tadi.

Seusai shalat, beberapa jemaah shalat tadi tidak kuasa menahan lisan untuk saling bertukar ketegangan yang akhirnya disimpulkan, mereka enggan untuk shalat di tempat itu lagi. Pada saat yang lain, sewaktu kami berjalan-jalan di Perth, sebuah negara bagian di Australia, tibalah kami di sebuah taman. Sungguh mengherankan, karena hampir setiap hari berjumpa dengan penduduk asli, mereka tersenyum dengan sangat ramah dan menyapa “Good Morning!” atau sapa dengan tradisinya. Yang semuanya itu dilakukan dengan wajah cerah dan kesopanan. Kami berupaya menjawab sebisanya untuk menutupi kekagetan dan kekaguman. Ini negara yang sering kita sebut negara kaum kafir.

Dua keadaan ini disampaikan tidak untuk meremehkan siapapun tetapi untuk mengevaluasi kita, ternyata luasnya ilmu, kekuatan ibadah, tingginya kedudukan, tidak ada artinya jikalau kita kehilangan perilaku standar yang dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga mudah sekali merontokan kewibawaan dakwah itu sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dengan berinteraksi dengan sesama ini, bagaimana kalau kita menyebutnya dengan 5 (lima) S : Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.

S pertama adalah

senyum
. Kita harus meneliti relung hati kita jikalau kita tersenyum dengan wajah jernih kita rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak didengar daripada dengan wajah bengis dan ketus. Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat gelap dan tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa kita berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun. Padahal Rasulullah yang mulia tidaklah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan wajah yang jernih dan senyum yang tulus. Mengapa kita begitu enggan tersenyum? Kepada orang tua, guru, dan orang-orang yang berada di sekitar kita?

S yang kedua adalah
salam
. Ketika orang mengucapkan salam kepada kita dengan keikhlasan, rasanya suasana menjadi cair, tiba-tiba kita merasa bersaudara. Kita dengan terburu-buru ingin menjawabnya, di situ ada nuansa tersendiri. Pertanyaannya, mengapa kita begitu enggan untuk lebih dulu mengucapkan salam? Padahal tidak ada resiko apapun. Kita tahu di zaman Rasulullah ada seorang sahabat yang pergi ke pasar, khusus untuk menebarkan salam. Negara kita mayoritas umat Islam, tetapi mengapa kita untuk mendahului mengucapkan salam begitu enggan? Adakah yang salah dalam diri kita?

S ketiga adalah
sapa
. Mari kita teliti diri kita kalau kita disapa dengan ramah oleh orang lain rasanya suasana jadi akrab dan hangat. Tetapi kalau kita lihat di mesjid, meski duduk seorang jamaah di sebelah kita, toh nyaris kita jarang menyapanya, padahal sama-sama muslim, sama-sama shalat, satu shaf, bahkan berdampingan. Mengapa kita enggan menyapa? Mengapa harus ketus dan keras? Tidakkah kita bisa menyapa getaran kemuliaan yang hadir bersamaan dengan sapaan kita?

S keempat,
sopan
. Kita selalu terpana dengan orang yang sopan ketika duduk, ketika lewat di depan orang tua. Kita pun menghormatinya. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang sopan ketika duduk, berbicara, dan berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua? Sering kita tidak mengukur tingkat kesopanan kita, bahkan kita sering mengorbankannya hanya karena pegal kaki, dengan bersolonjor misalnya. Lalu, kita relakan orang yang di depan kita teremehkan. Patut kiranya kita bertanya pada diri kita, apakah kita orang yang memiliki etika kesopanan atau tidak.

S kelima,
santun
. Kita pun berdecak kagum melihat orang yang mendahulukan kepentingan orang lain di angkutan umum, di jalanan, atau sedang dalam antrean, demi kebaikan orang lain. Memang orang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain, untuk kebaikan. Ini adalah sebuah pesan tersendiri. Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kesantunan yang kita miliki? Sejauh mana hak kita telah dinikmati oleh orang lain dan untuk itu kita turut berbahagia? Sejauh mana kelapangdadaan diri kita, sifat pemaaf ataupun kesungguhan kita untuk membalas kebaikan orang yang kurang baik?

Saudara-saudaraku, Islam sudah banyak disampaikan oleh aneka teori dan dalil. Begitu agung dan indah. Yang dibutuhkan sekarang adalah, mana pribadi-pribadi yang indah dan agung itu? Yuk, kita jadikan diri kita sebagai bukti keindahan Islam, walau secara sederhana. Amboi, alangkah indahnya wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas, membahagiakan siapapun. Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling mendo’akan, menyapa dengan ramah, lembut, dan penuh perhatian. Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimana pun. Betapa nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada,, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan serta kemuliaan.

Saudaraku, Insya Allah. Andai diri kita sudah berjuang untuk berperilaku lima S ini, semoga kita termasuk dalam golongan mujahidin dan mujahidah yang akan mengobarkan kemuliaan Islam sebagaimana dicita-citakan Rasulullah SAW, Innama buitsu liutammima makarimal akhlak, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.***

Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year
 

Tri Susanto | Copyright 2009 Tri Susanto | Blogger Template by Mas San | Sponsored by Noow!